PESTISIDA RAMAH LINGKUNGAN (PESTISIDA ORGANIK) SEBAGAI INSEKTISA DAN AKARISIDA

PESTISIDA RAMAH LINGKUNGAN (PESTISIDA ORGANIK) SEBAGAI INSEKTISA DAN AKARISIDA

PENGANTAR

Selain pestisida botani dan biologi, ternyata masih banyak alat yang bisa dipakai sebagai pengendali hama dan penyakit pada tanaman, tanpa harus merusak lingkungan. Dengan banyaknya alternative ini, alat yang dapat dipakai dalam melaksanakan pengendalian hama akan lebih beragam, sehingga keberhasilan pengendalian hama pun dapat ditingkatkan. Beberapa alternative yang akan dibahas kali ini diantaranya adalah minyak, sabun, dan beberapa bahan mineral. 

MINYAK SEBAGAI PESTISIDA 

Kegiatan menyemprotkan minyak pada tanaman pertanian untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman bukanlah hal baru. Seperti pemakaian minyak ikan untuk mengendalikan hama bertubuh lunak, seperti kutu dan tungau, telah dimulai sejak abad ke-18 di Amerika dan pada awal abad ke-20 minyak ikan sudah dipakai secara luas pada perkebunan apel di Washington. Minyak nabati seperti minyak kedelai, mulai dipakai pada awal abad ke-20. Minyak kedelai banyak dipakai untuk perkebunan jeruk di Florida untuk mengendalikan serangga kutu dan tungau. 

Di Indonesia, pemakaian minyak untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman oleh petani padi di Pulau Jawa mulai banyak diberitakan sejak terjadinya krisi moneter (Novizan 2002). Minyak yang banyak dipakai minyak solar dan minyak tanah. Minyak memang merupakan alternatif yang tepat untuk mengurangi pemakaian pestisida sintetis yang harganya semakin mahal, asal pemakaiannya dilakukan dengan benar.
Sifat minyak yang bersahabat dengan lingkungan tidak perlu diragukan lagi. Penyemprotan minyak relatif lebih aman bagi manusia, hewan ternak dan musuh alami yang menguntungkan. Daya racun minyak sangat rendah jika dibandingkan dengan jenis pestisida sintetis dan beberapa jenis pestisida botani. Minyak dapat menghilang dengan cepat setelah beberapa hari melalui penguapan dan hanya meninggalkan sedikit residu. Environmental Protection Agency (EPA) di Amerika telah mendaftarkan minyak sebagai pestisida organik. 

CARA PENGGUNAAN MINYAK SEBAGAI PESTISIDA

a. Minyak Tanah dan Solar (Insektisida dan Akarisida)

Minyak didefinisikan sebagai cairan alami yang tidak larut didalam air, memiliki kekentalan (viskositas), dan mudah terbakar. Beberapa jenis minyak dapat dilarutkan kedalam air dengan bahan pengemulsi, seperti sabun atau senyawa alkali, untuk kemudian semprotkan ke tajuk tanaman. Minyak yang biasa dipakai untuk mengendalikan hama bisa berasal dari tumbuhan, binatang atau minyak bumi seperti minyak tanah dan minyak disel (solar). Minyak yang dipakai untuk menyemprotkan hama biasanya disebut juga sebagai minyak holtikultura. 

Sampai saat ini minyak tetap merupakan alat yang penting untuk mengendalikan hama dari golongan Insecta  Arthropoda dan Homoptera yang merupakan bagian dari akarena seperti kutu, tungau, aphid dan thrips pada pohon buah, sayuran (tomat, tanaman cabai, dan lain-lain), tanaman hias, serta tanaman pangan. Selain sebagai insektisida, minyak dapat mengendalikan jamur perusak tanaman seperti embun tepung dan embun jelaga. Minyak dilaporkan juga dapat mengendalikan jamur Cerospora musae pada tanaman pisang. Minyak dapat pula digolongkan sebagai fungistatik yang menghambat pertumbuhan jamur dengan cara membuat lapisan pelindung yang mencegah spora jamur berkecambah.

Minyak menunjukan efek yang berbeda terhadap hama tanaman dibandingkan dengan insektisida lain yang telah dikenal. Pengaruh minyak yang terpenting adalah kemampuannya menyumbat lubang masuk udara (spirake) untuk pernapasan serangga. Serangga akan mati karena gas-gas beracun hasil metabolisme dari dalam tubuhnya yang tidak dapat dikeluarkan. Arthropoda sangat sensitif terhadap sesuatu yang mengganggu proses respirasi walaupun untuk waktu singkat. Pada beberapa kasus minyak juga beraksi sebagai racun yang berinteraksi dengan asam lemak didalam tubuh serangga dan mengganggu proses metabolisme. Penelitian terhadap nyamuk menunjukan minyak tanah dapat menembus membrane trachea dan menggaggu aktivitas sel disekitarnya. Bukti lain juga menunjukan bahwa serangga muda dengan lapisan integumen yang tipis dan lembut akan mudah dimasuki oleh minyak.

Bagi serangga terbang, permukaan daun yang terselimuti minyak akan mencegah serangga untuk hinggap, tetapi efeknya sangat singkat karena selah 4 – 6 hari minyak akan mennguap. Kemampuan minyak sebagai repelan (penolak kehadiran serangga) dapat membantu mencegah penularan virus yang sering ditularkan oleh hama aphid. Lapisan tipis minyak pada daun sayuran juga mencegah serangga untuk menghisap cairan dari dalam daun, karena lapisan minyak dapat menyumbat jarum penghisap.

Penyemprotan minyak harus lebih sering dilakukan, karena minyak yang ada dipermukaan daun lebih cepat menguap. Frekuensi penyemprotan yang dianjurkan setiap minggu dengan konsentrasi dan dosis.

Konsentrasi yang disarankan jika memakai minyak tanah dan solar adalah 1%. Konsentrasi ini diperoleh dari komposisi sebagai berikut:
  • Tuangkan 10 mil minyak tanah atau solar kedalam 1 liter air
  • Tuangkan 5 mil sabun cair sebagai pengemulsi
  • Aduk sampai minyak menyatu (terlarut) kedalam air dengan bantuan pengemulsi
  • Larutan minyak siap disemprotkan untuk tanaman
  • Komposisi dengan jumlah besar maka harus mengikuti dosis tersebut

b. Minyak Nabati untuk Insektisida


Minyak nabati yang berasal dari tanaman juga bisa dipakai sebagai insektisida. Minyak nabati mengandung gliserid dan asam lemak yang bersifat racun bagi serangga. Jenis tanaman penghasil minyak sangat mempengaruhi kemampuannya sebagai insektisida. Minyak nabati yang berasal dari buah kelapa dan biji kapas merupakan minyak nabati dengan kemampuan terbaik sebagai insektisida. 

Minyak nabati tidak hanya mampu membunuh serangga dari golongan Arthropoda, tapi juga dapat bertindak sebagai repelan yang mencegah serangga dan tungau mendekati tanaman, seperti mencegah kutu daun Liriomyza trifolii menghinggapi daun krisan. Minyak nabati dari kacang tanah dan kelapa juga dapat dipakai untuk mengendalikan hama gudang Sitophilus granaries pada penyimpanan biji kacang-kacangan. Penyemprotan minyak ini selain mencegah kehadiran hama, juga mencegah serangga meletakan telurnya pada biji-bijian yang disimpam.

Minyak juga dapat dicampur dengan peestisida sintetis untuk meningkatkan kemampuan mengendalikan hama dan penyakit. Pencampuran minyak dengan pestisida kimia juga dapat menurunkan dosis dan konsesntrasi yang seharusnya dipakai sehingga dapat meminimalisasi dampak buruk pestisida sintetis terhadap lingkungan. Hasil pencampuran minyak nabati dengan fungusida kimia benomyl dapat meningkatkan efetivitasnya hingga dua kali lipat. Pemakaian minyak bersama dengan herbisida juga telah diketahui mampu meningkatkan efektifitas herbisida. Di Indonesia, beberapa jenis perekat (spraying stiker) yang berfungsi untuk meningkatkan efektivitas pestisida memakai minyak sebagai bahan aktif, seperti Tenac Stiker dengan kandungan bahan aktif minyak paraffin. 

Minyak nabati dari tanaman lain yang biasa dipakai untuk memasak (minyak goreng) juga dapat dijadikan sebagai insektisida. Konsentrasi yang disarankan jika memakai minyak nabati atau minyak goreng adalah 2 - 3%. Konsentrasi ini diperoleh dari komposisi sebagai berikut:
  • Tuangkan 20 - 30 mil minyak goreng atau minyak nabati lainnya kedalam 1 liter air.
  • Tunagkan 15 - 20 mil sabun cair sebagai pengemulsi
  • Aduk sampai minyak menyatu (terlarut) kedalam air dngan bantuan pengemulsi
  • Larutan minyak siap disemprotkan untuk tanaman
  • Komposisi dengan jumlah besar maka harus mengikuti dosis tersebut
KELEMAHAN MINYAK SEBAGAI PESTISIDA

Keterbatasan minyak sebagai pengendali hama tanaman adalah potensinya yang dapat merusak atau meracuni tanaman. Dengan kata lain minyak memiliki fitotoksisitas yang tinggi. Pada beeberapa kasus, sisa hasil penyemprotan minyak dapat mengrogoti permukaan daun dengan meninggalkan noda kehitaman.
Hasil penyemprotan minyak dapat menutupi mulut daun (stomata) dan akan mengganggu pernapasan (respirasi) tanaman. Jika pertukaran gas melalui stomata terlalu lama terhambat, daun akan kehilangan warna normalnya, menjadi kekuningan dan akhirnya gugur. minyak juga dapat merusak lapisan lilin permukaan daun. 

Tingkat keracunan pada tanaman sangat ditentukan oleh dosis dan konsentrasi minyak yang disemprotkan, serta kondisi iklim sekitar. Pada temperature yang tinggi, diatas 32oC, seperti pada tengah hari, penyemprotan minyak kemungkinan besar akan menyebabkan kerusakan tanaman. Konsentrasi larutan diatas 5% dapat meenyebabkan daun tanaman menjadi kuning. Tanaman yang menyukai naungan, seperti kebanyakan tanaman hias di dalam ruangan, umumnya lebih tahan terhadap minyak.

 

Pengairan Basah Kering PBK (Padi Sawah)

PUPUK ORGANIK "JENIS PUPUK KANDANG"

Pupuk Kandang
 
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kandang ternak, baik berupa kotoran padat (feses) yang bercampur sisa makanan maupun urin ternak. 
itulah sebabnya pupuk kandang terdiri dari dua jenis, yaitu padat dan cair. Walaupun demikian, sepertinya orang enggan kotoran cair yang berupa urin ternak. hal ini diduga bahwa orang tidak mau repot mengumpulkan urine. dalam hal mengumpilkan feses jauh lebih praktis dibanding urine ternak yang menyebarkan bau pesing. padahal dari segi kadar haranya urine jauh lebih tinggi dibading feses. 

Kandungan Hara Pupuk Kandang 

Kadar hara kotoran ternak berbeda-beda karena masing-masing ternak mempunyai sifat khas tersendiri. makanan masing-masing ternak berbeda. padahal makanan sangat menentukan kadar hara. Jika makanan yang diberikan kaya hara N, P dan K maka kotorannya pun akan kaya zat tersebut. 
Selain jenis makanan, usia ternak pun akan menenntukan kadar hara yang dihasilkan. Ternak muda akan menghasilkan feses dan urine yang kadar haranya rendah. Alasannya, ternak muda memerlukan  sangat banyak zat hara N dan beberapa macam mineral dalalm pembentukan jaringan-jaringan tubuhnya.
hal lain yang perlu diperhatikan dari pupuk kandang adalah adanya istilah pupuk panas dan pupuk dingin. Pupuk panas merupakan pupuk yang pengurainnya berjalan dangat cepat sehingga terbentuk panas. sementara pupuk dingin merupakan pupuk yang penguraiannya berjalan sangat lambat sehingga tidak terbentuk panas. mengenani kadar hara kotoran beberapa jenis ternak dan golongan pupuk panas maupun dingin dapat dilihat pada tabel berikut: 

 (Petunjuk Penggunaan Pupuk, Lingga - Marsono, 2000)
Menyimpan Kotoran Ternak 

 Menyimpan kotoran ternak tidak sulit khusus untuk kotoran padat, tempat penyimpanannya dapat berupa kandang yang lantainya kedap udara. kandangnya harus beratap agar terhindar dari guyuran air hujan dan terpaan panas matahari. Air hujan apalagi berlebihan, dapat mengganggu proses pengnuraian kotoran dan dapat melarutkan zat-zat yang berguna. Kotoran padat tersebut disebarkan merata didalam kanndang. Kedalam kotoran dapat dimasukan rumput-rumput bekasmakananternak, jerami, dan limbah pertanian lainnya. Dua minggu sekali kotoran dibolak-balik, bila terlalu kering, kotorannya dibasahi secukupnya. 
kehilangan kadar hara dari kotoran dapat dicegah dengan penambahan bahan pengawet seperti gipsum atau superfosfat. Bahan pengawet ini dapat mengubah senyawa zat dalam kotoran menjadi senyawa yang tidak mudah menguap dan terbasuh. 

Membuat Pupuk Kandang

Tahapan pembuatan pupuk kandang yang baik dan berkualitas adalah sebagai berikut: 
  1. Dekomposisi. Pada tahap ini terjadi penguraian zat yang ada didalam kotoran ternak menjadi zat yang dapat diserap tanaman. kadar atau rasio karbon terhadap nitrogen atau lazim disebut C/N raio akan menurun sampai tingkat yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman.
  2. . Pengeringan. Tahap ini dilakukan setelah kotoran mengalami dekomposisi. proses pengeringan dilakukan dibawah sinar matahari atau dengan menggunakan alat pengering bila kondisi cuaca mendung. pupuk kandang yang baik apabila kadar airnya sudah berkurang dari sekitar 70% menjadi 30%
  3. Pengayakan. Pengayakan ini untuk membuang materi-materi kasar sampai diperoleh partikel-partikel yang lebih halus. 
  4. Pemberantasan tanaman penggangu. Benih-benih tanaman yang terbawa dalam pupuk harus dihilangkan agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman yang akan dipupuk. penghilangan atau pemberantasan benih-benih tersebut dilakukan dengan obat khusus, misalnya polaris. 
  5.  Pengemasan. tahap akhir dari rangkaian proses pembuatan pupuk kandang adalah pengemasan. dengan pengemasan maka pendistribusian keberbagai lokasi pemupukan akan lebih mudah.
Penggunaan Pupuk Kandang 

Pupuk Kandang siap digunakan kalau penguraian oleh mikroba sudah tidak terjadi lagi.Artinya, panas sudah tidak ada lagi dalam kotoran. Dari pupuk tersebut sudah tidak tercium bau amoniak, bentuknya sudah berupa tanah yang gembur kalau diremas, tampak kering, dan berwarna coklat tua. 
Pupuk kandang dapat diberikan sebagai pupuk dasar sebelum tanam. penebarannya dilakukan secara merata diseluruh lahan. Biasanya pemberian pupuk kandang yang sudah matang dilakukan seminggu sebelum tanam. 
Untk tanaman tahunan seperti cengkeh atau tanaman buah, pemupukan sebagai pupuk dasar dilakukan dalam lubang tanam seminggu sebelum penanaman bibit. dosisnya satu bagian pupuk kandang dicampur dua bagian tanah galian. 
Untuk palawija seperti kedelai dan jagung, pemupukan sebagai pupuk dasar cukup dilakukan dalam lubang tugalan yang kemudian ditimbun tipis dengan tanah. Setelah itu benih dapat dimasukan.
Untuk tanaman sayur, seperti cabai, tomat dll, dilakukan dengan cara disebar diantara guludan, ditutup tipis dengan tanah, bagi yang menggunakan mulsa setelah ditutup tipis dengan tanah bisa langsung ditutup mulsa, atau bagi yang tidak bisa langsung ditugal untuk meletakan benih. ada pula petani yang menugaalnya terlebih dahulu, lalu dalam lubang tugalan diberi pupuk kandang.

JENIS-JENIS PENYAKIT DAN PARASIT PADA IKAN

JENIS-JENIS PENYAKIT PARASIT PADA IKAN


1. Ichthyophthirius multifiliis

Diskripsi Umum:
  • Bercilia (sebagai alat gerak)
  • Ukuran : Bentuk bulat
  • Menginfeksi permukaan tubuh (antara epidemis dan dermis) serta insang
  • Ciri khas: Macronucleus yang berbentuk tapal kuda
  • Tanda Penyakit:
  1. Bintik putih (white spot)
  2. Berenang lambat
  3. Tergeletak di dasar perairan
  • Pengendalian:
  • Suhu :28-32 o C
  • Blitz Ich ,Methylen blue+ Garam ,
  • Garam 1000-1500 ppm
2. Trichodina sp

Diskripsi Umum :
Bentuk seperti piring terbang/topi
Ukuran : + 50 um
Bercilia (sebagai alat gerak)
Tanda Penyakit:
• Pada infeksi dini, tanpa tanda klinis
• Kulit teriritasi
• Kumis keriting pada lele
Pengendalian :
Methylen blue+ Garam (Garam 500-1000 ppm)

3. Epistylis sp.


Diskripsi Umum :
Bentuk silindris dan bertangkai,Terdapat cilia pada bagian anterior, Biasanya membentuk koloni Sering ditemukan menempel pada lernaea yang menginfeksi ikan.
Tanda Penyakit:
• Pada ikan hias terlihat benjolan putih pada permukaan tubuh
• Tampilan pucat
Pengendalian :
• Garam 500-1000 ppm

4. Myxosporea


Jenis Myxosporea ikan air tawar :
Myxobolus koi, Myxobolus artus dan Thellohanellus sp.
Diskripsi Umum :
Menginfeksi insang (M.koi dan Thellohanellus) dan daging (M. artus). Termasuk jenis protozoa yang berspora
Pengendalian:
Pencegahan dengan pengapuran
 
5. Onogenea

Jenis Monogenea:
Dactylogyrus sp, Gyrodactylus sp.
Diskripsi Umum :
  • Menyerang insang (Dactylogyrus sp dan Gyrodactylus sp) serta permukaan tubuh (Gyrodactylus sp.).
  • Tanda penyakit: Warna tubuh pucat, Kondisi ikan lemah, Megap-megap
6. Lernaea sp


Diskripsi Umum:
  • Dapat dilihat menempel pada ikan, Bentuk seperti jarum dengan kait yang menancap pada daging, Berkembang biak dengan cara bertelur.
  • Tanda Penyakit: Pada ikan yang terserang, terlihat ada jarum di permukaan tubuhnya, Kurang nafsu makan, Pendarahan
  • Pengendalian : Pencegahan dengan pengapuran
5. Argulus sp

Diskripsi Umum:
Dikenal dengan nama Kutu Ikan, Bentuk bulat, Menempel pada tubuh inang
Tanda Penyakit :
• Terlihat menempel pada tubuh ikan
• Bekas gigitan, pendarahan dan sisik terkelupas
Pengendalian:
• Filterisasi
• Abate : 10 gram/100 liter air

PENYAKIT JAMUR
Achlya sp.dan Saprolegnia sp

Deskripsi Umum:
- Achlya sp. dan Saprolegnia sp. dapat menginfeksi ikan dan telur ikan air tawar
- Merupakan infeksi secunder
Gejala klinis:
- Adanya hypha (seperti kapas)
Pengendalian:
Methylene blue ?





semoga bermanfaat

PENGELOLAAN KESEHATAN IKAN AIR TAWAR

PENGELOLAAN KESEHATAN IKAN

LATAR BELAKANG
Kesehatan Ikan adalah keadaan ikan yang dapat menjalani fungsi fisiologisnya secara penuh yang didukung oleh keseimbangan antara ikan dan lingkungannya. Prinsip : tindakan pencegahan lebih baik dari pada pengobatan.. Resiko pengobatan: biaya tinggi, efek residu pada ikan, lingkungan dan konsumen. Jaminan kualitas produk perikanan: food healthy, food safety & animal walfare

MEKANISME TERJADINYA PENYAKIT
  • Ada inang berupa Ikan
  • Lingkungan berupa: Air, Tanah, dan Pakan, serta Udara
  • Pathogen berupa : kuman atau bibit penyakit (parasit, bakteri, jamur, virus)
  • Penyakit terjadi apabila: ikan dalam keadaan stress dan hadirnya bibit penyakit yang mengganas pada lingkungan budidaya
  • Ikan stress terjadi karena kondisi lingkungan air menurun kualitas pakan tidak baik
JENIS-JENIS PENYAKIT PENYAKIT
  • Penyakit Infeksi
  1. Parasit: - Ekto parasit - Endo parasit
  2. Jamur
  3. Bakteri
  4. Virus
  • Penyakit Non Infektif
  1. Kelainan Genetik
  2. Gizi buruk atau malnutrisi
  3. Akibat Kualitas air yang buruk
CARA MENDETEKSI IKAN SAKIT
  • Dari perubahan tingkah laku
  • Ikan cenderung naik ke permukaan
  • Operculum bergerak cepat
  • Berenang lamban
  • Cenderung memisahkan diri
  • Nafsu makan berkurang
  • Menggosok-gosokkan tubuh ke dinding kolam
  • Dari Gejala Klinis
  • Warna tubuh abnormal
  • Mata menonjol
  • Sisik terkuak
  • Tubuh kasap
  • Borok di permukaan tubuh
  • Insang rusak
  • Sirip teriritasi
  • Hati abnormal
PENGENDALIAN PENYAKIT
  • Preventif / pencegahan : manajemen kesehatan
  1. Mengenal inang penyakit, penular penyakit
  2. Mengendalikan lingkungan / media hidup
  3. Mengenal pathogen / bibit penyakit
  • Kuratif/pengobatan
  1. Menggunakan obat-obat ikan atau bahan kimia, seperti antibiotik (sebagian besar sudah dilarang, sebaiknya dihindari )
  2.  Menggunakan Obat Herbal
  • Pengendalian dengan Manajemen induk dan benih
  • Menggunakan induk / Benih unggul tahan penyakit
  1. SPF (Spesifik Pathogen Free = Bebas terhadap suatu patogen tertentu ). Contoh: Induk Udang bebas penyakit TSV
  2. SPR (Spesific Pathogen Resisten=Tahan terhadap pathogen tertentu). Contoh Induk atau benih hasil vaksinasi
  • Kerugian: hati-hati dapat menjadi pembawa penyakit, bila dipelihara bersama ikan yang tidak tahan penyakit
  • Pengendalian Dengan Manajemen Lingkungan:
  1. Persiapan kolam atau wadah yang benar
  2. Padat tebar optimal sesuai dengan daya dukung kolam
  3. Pakan cukup dan berkualitas
  4. Penggantian air secara berkala
  5. Penerapan Biosecurity *)
  • *)Biosecurity adalah tindakan untuk mengeluarkan bibit penyakit tertentu dari ikan yang akan dibudidayakan sebelum ditebar dengan tujuan untuk pencegahan penyakit.
  • Pengendalian Dengan Manajemen Pathogen
  • Cegah masuknya pathogen
  1. DESINFEKSI
  2. ISOLASI
  • Cegah Penyebaran Penyakit Ke Tempat Lain
  1. ISOLASI IKAN
  2. ISOLASI AIR
  3. ISOLASI SARANA
  • EMPAT ASPEK KEAMANAN YANG HARUS DIPERHATIKAN PADA UPAYA PENGOBATAN / KURATIF
  1. Aman thd species
  2. Aman terhadap operator
  3. Aman terhadap consumer
  4. Aman terhadap lingkungan
  • PENGARUH PENGGUNAAN OBAT YANG TIDAK TEPAT
  1. Mengakibatkan resistensi
  2. Akumulasi pada tubuh ikan
  3. Gangguan pada manusia
  4. Akumulasi pada lingkungan
  • APLIKASI PENGOBATAN
  • PERENDAMAN
  1. Dipping / Pencelupan pada konsentrasi obat sangat tinggi
  2. Bathing / Perendaman:
  3. Short bath : konsentrasi obat tinggi
  4. Long bath : konsentrasi obat rendah
  • CARA PENYUNTIKAN
  1. Intramuskular
  2. Intraperitoneal
  • CARA ORAL
  1. Melalui pencampuran dengan pakan
  2. Memerlukan binder atau perekat untuk menempelkan obat pada permukaan luar pakan/pellet
  3. Perlu diperhatikan homogenitas pencampuran
  • CARA OLES
  • Biasanya diginakan untuk pengobatan luka atau lecet
  • PRAKTEK PENGOBATAN PADA IKAN
  1. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam PRAKTEK pengobatan Ikan:
  2. Volume Air
  3. Jumlah Ikan
  4. Wadah yang digunakan
  5. Jenis penyakit ikan
  6. Jenis dan dosis obat
  • TAKARAN PRAKTIS DALAM PENGOBATAN IKAN
  • Obat CAir
  • Alat Takan : Sendok makan , sendok teh
  • Obat Serbuk :
  1. takaran : Sendok makan , sendok teh, gengam tangan
  2. Contoh penakaran dalam pengobatan
  3. Satuan ppm : part per million (sepersejuta bagian)
  4. Misal untuk obat bentuk cairan
  5. 1 ppm = 1 ml obat / 1000.000 ml air
                     = 1 ml obat / 1000 L air
                     = 1 ml obat / 1 m3 ( 1 kubik)
  • misal 50 ppm obat cairan “X”
                  = 50 ml obat / 1000.000 ml air
                  = 50 ml obat / 1000 L air
  • = 50 ml obat / 1 m3 (1 kubik)
  • jika volume air dalam wadah hanya 100 L yang diperlukan = 50/10 = 5 ml cairan obat “X”
  •  ± 1 sendok makan

EBERAPA HAL YANG MEMPENGARUHI EFEKTIFITAS PENGOBATAN
  • Ketepatan diagnosis
  • Cara pemberian obat
  • Waktu pemberian obat
  • Jenis obat dan dosis
  • Kualitas air
  • Jenis dan umur hewan akuatik
EMPAT ASPEK KEAMANAN PENGOBATAN
  • Aman thd species
  • Aman terhadap operator
  • Aman terhadap consumer
  • Aman terhadap lingkungan
PENGARUH PENGGUNAAN OBAT YANG TIDAK TEPAT
  • Mengakibatkan resistensi
  • Akumulasi pada tubuh ikan
  • Akumulasi pada lingkungan
  • Gangguan pada manusia
BEBERAPA CONTOH APLIKASI PENGGUNAAN OBAT IKAN
  • Secara Eksternal/Ofensif: menekan resiko infeksi pathogen
  1. Desinfektan (kaporit)
  2. Garam krosok
  3. Abate
  4. Obat Herbbal (Fitofarmaka, contoh : daun pepaya, badotan, daun sirih, dll)
  5. Probiotik (menekan bakteri merugikan): utk lingkungan
  • Secara Internal/Defensif: bertahan (meningkatkan daya tahan/kekebalan tubuh)
  1. Vaksinasi
  2. Pemberian Vitamin C atau multi vitamin dan mineral
  3. Immunostimulan: ragi, chromium yeast, herbal: bawang putih, meniran, mengkudu, dll
  4. Rekayasa Genetik: gen MHC (Major Histocompatibility Complex) materi genetik spesifik untuk daya tahan terhadap penyakit)
PENINGKATAN DAYA TAHAN TUBUH IKAN (IMUNISASI)
  • Vaksin: memberikan kekebalan tubuh melalui pembentukan antibody spesifik
  • Imunostimulan: merangsang kekebalan non-spesifik, misal: aktivitas fagositosis (sel pembunuh kuman)
  • Probiotik: meningkatkan kecernaan (daya cerna) makanan, menghambat kuman penyebab penyakit
  • Vitamin C:
  1. mencegah kelainan tulang pd benih
  2. meningkatkan ketahanan thd penyakit
  3. mengurangi pengaruh stress
  4. mempercepat penyembuhan luka
  5. mempercepat pertumbuhan
VAKSINASI PADA IKAN
  • Syarat:
  1. Umur lebih 3 minggu
  2. Ikan sehat
  • Cara Vaksinas:  
  • Perendaman: 
  1. Cocok untuk benih
  2. Lama: 15-30 menit
  3. Dosis: 10 cc/100 L air untuk 75-100 ekor
  • Suntik
  1. Cocok untuk induk (ikan besar/berharga)
  2. Dosis: 0,1 cc/kg ikan
  • Melalui Pakan (Oral)
  • Cocok untuk ikan di kolam
  • Dosis: 5 cc/kg pakan selama 3-7 hari
PROSEDUR VAKSINASI IKAN:
  • Cara Perendaman:
  1. Siapkan wdah berupa ember atau waskom diisi air secukupnya
  2. Masukan ikan yang akan divaksin dengan kepadatan rendah
  3. Takar vaksin sesuai dosis (ada pada label) dan masukan kedalam air (sebagian air dari tempat perendaman menggunakan ember kecil)
  4. Aduk hingga agar merata (tidak menggunakan tangan secara langsung)
  5. Masukan larutan vaksin kedalam wadah perendaman yang telah berisi ikan)
IMUNOSTIMULAN
Tujuan : merangsang kekebalan non-spesifik, misal: aktivitas fagositosis (sel pembunuh kuman), Contoh :
  • Ragi roti/yeast (Saccaromyces cereviceae)
  • Merk dagang : Mauripan, Fermipan :
  • Dosis : 1-10 gr/ kg pakan
  • Chromium + ragi (Cr Yeast) :
  • Dosis : 4-5 gr/ kg pakan
HERBAL 
Kandungan :
  • Antibakteri (filantin, hypofilantin)
  • Immunostimulan (Flavonoid)
  • Dosis pemakaian :
  • 10-15 gr serbuk kering /kg pakan (pencegahan)
  • Cara penyiapan meniran:
  • Ambil seluruh bagian tanaman, Jemur di terik matahari 1-2 hari
  • Timbang (100 gram tanaman basah menjadi 250 g kering
  • Tumbuk sampai halus
  • Kemas dalam botol, Simpan di tempat kering
  • Bila ingin digunakan cukup dicampur dengan pakan menggunakan perekat (telur kocok) 1 butir untuk 1 kg pakan
  • Angin-anginkan pakan yang sudah dicampur sampai kering
  • Simpan di tempat kering atau langsung diberikan kepada ikan

BAWANG PUTIH (ALLIUM SATIVUM)
  • Salah Satu zat aktif : Allicin sebagai anti bakteri
  • Kandungan gizi dalam setiap 100 gram bawah putih : 4,5 gr protein, 0,2 gr lemak ,23,1 gr hidrat arang, 42 mg kalsium, fosfor 134 mg, besi 1 mg, vitamin B 10,22 mg, vitamin C 15 mg, air 71 mg ,kalori 95 kal.
  • Komponen aktif lain :
  1. Gurwitch rays : radiasi magnetic yang merangsang pertumbuhan sel tubuh dan daya peremajaan (“Rejuvenating effect”) pada semua fungsi tubuh
  2. Selenium : suatu mikro mineral yang bekerja sebagai anti oksidan
  3. Schordinin : zat aktif yang mempercepat pertumbuhan, meningktkan berat badan, meningkatkan energi dan antioksidan.
  4. Dosis : 20-30 gr/kg pakan (1 ons bawang putih untuk 5 kg pakan)

Mengkudu
  • Zat aktif : Xeronin /proxeronin (antioksidan kuat)
  • Dosis 10 gr (kering)/kg pakan
  • Proses Penyiapan mengkudu :
  • Mengukudu matang, buang biji
  • Giling
  • Keringkan
  • Giling
  • Serbuk mengkudu
  • ( 1 kg mengkudu basah menjadi 50 gr serbuk mengkudu)


PENGENDALIAN TERHADAP OBAT YANG DIGUNAKAN
  • LEGALITAS: Terdaftar/teregister pada Kementerian Kelautan dan Perikanan
  • LABELLING: Label berisi informasi tentang:
  1. Indikasi penggunaan obat;
  2. Dosis pemakaian obat;
  3. Kandungan bahan aktif atau komposisi obat;
  4. Kode dan tanggal produksi
  5. Masa kadaluarsa (Expired Data);
  6. Petunjuk penggunaan dan penyimpanan.
  • QUALITY: kualitas (kemasan kuat/tidak bocor, tidak menggumpal, berubah fisik)
  • EFICACY: tingkat efektifitas (obat yg sudah teregister berarti sudah diuji efektivitasnya di lapangan)
  • SAFETY: keamanan
  • Jenis antibiotik yang boleh digunakan tetapi harus dalam pengawasan waktu luruh obat :
  1. Tetracycline
  2. Enrofloxacin
  3. Cyprofloxacin
  4. Sulfonamides
  5. Sulfadiazine
  6. Chlor Tetracycline
JENIS-JENIS OBAT IKAN YANG DILARANG!!!
  • Chloramfhenicol
  • Nitrofuran termasuk: furazolidon, furaltadon, Nitrofufarzone, Nitrofurantian
  • Dimetiridazole
  • Metromidazole
  • Nitroimidazole
  • Ronidozol
  • Dapson
  • Chlolichicin
  • Chlorpromazon
  • Chloroform
  • Malachite green
  • Leocomalachite green
  • Cristal Violet
  • Dietilstilbestrol
  • Methyltestoterone
  • Formalin
  • Anthelmintes
semoga bermanfaat
LAB KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN BBPBAT SUKABUMI




PENGENDALIAN VIRUS DAN PENYAKIT PADA TANAMAN CABAI DENGAN MENGGUNAKAN PESTISIDA (BAKTERISIDA)

PENGANTAR 
selain organisme pengganggu tanaman (OPT), yang menyebabkan kerusakan pada tanaman (cabai) juga bisa disebabkan oleh penyakit. yang dimaksud penyakit pada tanaman adalah adanya perubahan seluruh atau sebagian organ-organ tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologisnya, atau penyimpangan dari keadaan normal.

Penyebab sakit (Phatogen) ini bermacam-macam :Bakteri, Cendawan, Virus, kekurangan atau kelebihan air, kekurangan atau kelebihan unsur hara atau karena tanaman mendapatkan stress lingkungan misalnya suhu lingkungan yang terlalu panas atau terlalu dingin.

BAKTERI PENYERANG TANAMAN CABAI
  • Penyakit Layu Bakteri Ralstonia (Ralstonia solanacearum)
Penyebab : Pseudomonas solanacearum, bakteri ini ditularkan melalui tanah, benih, bibit, sisa-sisa tanaman, pengairan, nematoda atau alat-alat pertanian.
Gejala : Pada tanaman tua, layu pertama biasanya terjadi pada daun yang terletak pada bagian bawah tanaman. Pada tanaman muda, gejala layu mulai tampak pada daun bagian atas tanaman. Setelah beberapa hari gejala layu diikuti oleh layu yang tiba-tiba dan seluruh daun tanaman menjadi layu permanen, sedangkan warna daun tetap hijau, kadang-kadang sedikit kekuningan. Jaringan vaskuler dari batang bagian bawah dan akar menjadi kecoklatan. Bila batang atau akar dipotong melintang dan dicelupkan ke dalam air yang jernih,
maka akan keluar cairan keruh koloni bakteri yang melayang dalam air menyerupai kepulan asap. Serangan pada buah menyebabkan warna buah menjadi kekuningan dan busuk. Infeksi terjadi melalui lentisel dan akan lebih cepat berkembang bila ada luka mekanis. Penyakit berkembang
dengan cepat pada musim hujan.
  • Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Collectrotichumgloeospoiroides)
Gejala awal penyakit ini ditandai dengan munculnya bercak yang agak mengkilap, sedikit terbenam dan berair, berwarna hitam, orange dan coklat. Warna hitam merupakan struktur dari cendawan (mikro skelerotia dan aservulus), apabila kondisi lingkungan lembab tubuh buah akan berwarna orange atau merah muda.
  • Penyakit Virus kuning (Gemini Virus)
Gejala serangan : Helai daun mengalami vein clearing dimulai dari daun pucuk berkembang menjadi warna kuning jelas, tulang daun menebal dan daun menggulung ke atas. Infeksi lanjut dari gemini virus menyebabkan daun mengecil dan berwarna kuning terang, tanaman kerdil dan tidak berbuah. Keberadaan penyakit ini sangat merugikan karena mampu mem pengaruhi produksi buah.

BAKTERISIDA
Bakterisida memiliki beberapa kandungan bahan aktif, diantaranya: Streptomicin Sulfat, Oksitetrasiklin, dll.Bakterisida adalah jenis pestisida yang dibuat dan digunakan secara spesifik untuk mengendalikan penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri.bakterisida antara lain dapat digunakan untuk mengendalikan penyakit layu bakteri,kerak bakteri, hawar daun bakteri, bercak bakteri,bakterial speck, dan peenyakit lain yang disebabkan oleh bakterilainnya.

Prodak bakterisida:
  • Agrept

Agrept mempunyai bahan aktif streptomisin sulfat 25 %bakterisida tersebut, dibuat dalam bentuk bubuk, yang sebelum dipakai harus dilarutkan oleh air terlebih dahulu. agrept bersifat sistemik, bisa masuk ke dalam jaringan tanaman, menjadikan jaringan itu bersifat racun bagi bakteri.
  • Agrimycin

berisi bahan aktif berupa (Streptomisin sulfat) 15 %, juga mengandung oksitetra siklin 1,5 %.dibuat dalam bentuk bubuk, yang sebelum dipakai harus dilarutkan oleh air terlebih dahulu. agrept bersifat sistemik, bisa masuk ke dalam jaringan tanaman, menjadikan jaringan itu bersifat racun bagi bakteri.
  • Bactoyn (bahan aktif oksitetrasiklin)

  • PLANTOMYCIN 7WP

Nama Bahan         Streptomicin Sulfat 6,41 %
No.                       Daftar RI. 2303/12-2005/T
Pabrik                   PT. TECHKING ENTERPRISES INDONESIA
Berat                     10 Gram
PLANTOMYCIN 7WP merupakan Bakterisida sistemik berbentuk bubuk berwarna putih yang dapat disuspensikan dalam air, untuk mengendalikan penyakit hawar daun bakteri Xantomonas oryzae. Pada pertanaman padi.untuk mengendalikan penyakit busuk batang, busuk buah, busuk akar dan juga penyakit layu yang disebabkan oleh bakteri. Plantomycin 7WP bisa digunakan untuk semprot kocoran, dapat dicampur dengan bahan pestisida lainnya seperti : fungisida dan calsium, juga bisa dicampur dengan pupuk dasar maupun pupuk kocor.
  • KUPROXAT 345 SC

KUPROXAT 345 SC merupakan fungisida yang juga berfungsi sebagai bakterisida. Berbahan aktif tembaga oxysulfat direkomendasikan untuk mengendalikan penyakit hawar daun pada padi sawah (Kresek), penyakit antraknosa pada tanaman cabai, penyakit blendok pada jeruk dan penyakit busuk buah pada kakao.

KEUNGGULAN PRODUK :
KUPROXAT 345 SC mengandung tri-basic Copper Sulfate sebagai bahan aktif
  1. Efektif baik sebagai fungisida maupun bakterisida karena ukuran partikelnya yang sangat halus dan daya melekatnya yang baik.
  2. Satu-satunya produk berbahan aktif tembaga yang difrormulasi dalam bentuk cair.
  3. Spektrum yang luas yang bekerja secara multisite, sehingga jamur resisten menjadi sangat kecil.
  4. Pelepasan ion Cu terkontrol dengan baik dan bersifat slow release sehingga tidak fitotoksik terhadap tanaman dan dapat melindungi tanaman dari jamur dan bakteri dalam waktu yang lama.
  5. Ukuran partikel paling kecil dibanding fungisida tembaga lainnya sehingga penutupan yang baik pada tanaman.
  6. Bersifat rainfastness (tahan terhadap pencucian air hujan).
  7. PH formulasi dan larutan semprot bersifat netral, sehigga tanaman tidak akan stress pada saat disemprot.
  8. Stabilitas suspensi yang tinggi pada larutan dalam tangki, sehingga tidak ada pengendapan dan tidak menyumbat nozzle.
REKOMENDASI PENGGUNAAN

Dan masih banyak lagi produk lainnya yang bisa digunakan untuk penanggulangan penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri.

Demikian, semoga bermanfaat terimakasih (Ansor Musalam)





REFERENSI PESTISIDA (AKARISIDA) UNTUK MENGENDALIKAN TUNGAU PADA TANAMAN CABAI

AKARISIDA

Pengertian 
Secara etimologi akarisida berasal dari bahasa yunani yaitu dari kata Acarina: Tungau Cide: membunuh. atau secara umum Akarisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang digunakan untuk membunuh tungau, caplak, dan laba-labayang atau yang disebabkan oleh rumpun keluarga tungau (memiliki 4 pasang kaki)
Tungau adalah sekelompok hewan kecil bertungkai delapan yang, bersama-sama dengan caplak, menjadi anggota superordo Acarina. Tungau bukanlah kutu dalam pengertian ilmu hewan walaupun sama-sama berukuran kecil (sehingga beberapa orang menganggap keduanya sama). Apabila kutu sejati merupakan anggota Insecta (serangga), tungau lebih berdekatan dengan laba-laba dilihat dari kekerabatannya.

Hewan ini merupakan salah satu avertebrata yang paling beraneka ragam dan sukses beradaptasi dengan berbagai keadaan lingkungan. Ukurannya kebanyakan sangat kecil sehingga kurang menarik perhatian hewan pemangsa besar dan mengakibatkan ia mudah menyebar.

Banyak di antara anggotanya yang hidup bebas di air atau daratan, namun ada anggotanya yang menjadi parasit pada hewan lain (mamalia maupun serangga) atau tumbuhan, bahkan ada yang memakan kapang. Beberapa tungau diketahui menjadi penyebar penyakit (vektor) dan pemicu alergi. Walaupun demikian, ada pula tungau yang hidup menumpang pada hewan lain namun saling menguntungkan. Di bidang pertanian, tungau menimbulkan banyak kerusakan pada kualitas buah jeruk (umpamanya tungau karat buah Phyllocoptura oleivera Ashmed dan tungau merah Panonychus citri McGregor)[1], merusak daun ketela pohon dan juga daun beberapa tumbuhan Solanaceae (cabai dan tomat). Tungau juga menyebabkan penyakit skabies, penyakit pada kulit yang mudah menular.Bagian tanaman yang diserang adalah daun, batang, dan buah. Bagian tanaman yang diserangnya akan mengalami peubahan warna, bentuk, timbul bisul-bisul, atau buah rontok sebelum waktunya. Jenis tungau merah terkenal sangat ganas. Lebih dari 100 jenis tanaman diserang.

Bila udara panas dan kering perkembangannya sangat pesat. Betina bisa bertelur pada daun atau buah lebih dari 100 butir. Namun pada saat hujan lebat populasinya akan menurun drastic. Menyerang tanaman dengan mulutnya dengan cara menggigit, mnghisap, menggergaji, atau menusuk.

Jenis-Jenis Akarisida:
Akarisida meripakan bagian dari ragam jenis pestisida berdasarkan funfsinya. adapun dalam prodaknya akarisida memiliki banyak ragam jenis diantaranya yaitu: 
  • SAMITE 135EC
Nomor Pendaftaran : RI. 01140119981449
SAMITE 135EC, adalah akarisida racun kontak berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan berwarna kuning terang, digunakan untuk mengendalikan hama tungau pada pertanaman Cabai, Jeruk dan Teh.
IDENTIFIKASI PRODUK :
- Nama Produk : SAMITE 135EC
- Bahan Aktif : Piridaben 135 g/l
- Jenis produk : Akarisida
- Nama kimia : 2-tert-butyl-5(4-tertbutylbenzen-ylthio)-4-chloropyridazin-3(2H)-one
- Rumus empiris : C19H25ClN2O S
 
PETUNJUK PENGGUNAAN :

  • Alfamex 18ec

Alfamex 18ec merupakan insektisida dan akarisida racun kontak dan lambung yang bekerja secara sistemik berbentuk pekatan coklat kehitaman yang dapat diemulsikan untuk mengendalikan hama yang tersembunyi di balik dan di dalam daun untuk mengendalikan hama Thrips sp, Ulat Grayak, Kutu Kebul, Thrips Aphids, dan mengatasi gejala serangan Liriomyza Sp.
  • PEGASUS 500SC


Nama Bahan        Diafentiuron 500 g/l
No. Daftar            RI. 1031/8-2006/T
Pabrik                  PT Syngenta Indonesia
Isi                         80 ml

PEGASUS 500SC merupakan Insektisida yang bersifat akarisida bekerja sebagai racun kontak dan perut, berbentuk pekatan dan suspense berwarna putih ke abu-abuan yang dapat larut dalam air, untuk mengendalikan hama serangga, ualat grayak, lalat buah, kutu daun, dan hama trhips pada tanaman apel, bawang merah, cabai, kentang, kubis, semangka, dan tomat.
  •  MEOTHRIN 50 EC

MEOTHRIN 50 EC merupakan insektisida yang juga akarisida, dari golongan pirethroid yang efektif mengendalikan tungau dan berbagai jenis hama tanaman sayuran dan buah-buahan, seperti ulat grayak Spodoptera exigua pada bawang merah, dan bawang putih, ulat grayak Spodoptera litura dan tungau Tetranychus sp. pada cabai, perusak daun Plutella xylostella dan ulat krop Crocidolomia binotalis pada kubis, dan penggerek buah Heliothis armigera pada tomat.

Beberapa keunggulan Meothrin:
  1. Berperan sebagai insektisida dan akarisida.
  2. Mengendalikan berbagai jenis hama, termasuk tungau.
  3. Mempunyai sifat repellent (pengusir) yang tinggi sehingga mencegah hama datang kembali.
  4. Bekerja secara unik pada sistem saraf hama sehingga penyebaran hama dapat terkendali dengan maksimal.

  • NUMECTIN 20 EC

NUMECTIN 20 EC Insektisida dan akarisida racun kontak dan lambung yang berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan berwarna kuning untuk mengendalikan hama pada tanaman cabai dan kentang.

KEUNGGULAN PRODUK :
  1. Merupakan insektisida dan akarisida yang bersifat racun kontak dan lambung.
  2. Bersifat pula sebagai insektisida sistemik terbatas (translaminar).
  3. Cara kerja dengan menghentikan aktivitas makan dan peletakan telur hama segera setelah terkena kemudian mati.
  4. Efektif mengendalikan kutu (mite), pengorok daun (leaf miner) dan serangga penghisap (sucker insect).
  5. Diikat secara kuat oleh tanah dan dapat secara cepat didegradasi oleh mikroorganisme.
  6. Memberikan tingkat keamanan yang tinggi terhadap tanaman.
  7. Aktivitas translaminar yang dapat mengendalikan hama dalam waktu lama.
  8. Cocok digunakan dalam program Integrated Pest Management.
REKOMENDASI PENGGUNAAN



dan masih banyak lagi merek-merek lainnya yang mengandung akarisida. penggunaan pestida yang tepat dapat mengurangi resiko resistensi terhadap pestisida.
demikian selamat mencoba, semoga bermanfaat

PEMELIHARAAN TANAMAN CABAI

PEMELIHARAAN TANAMAN CABAI




PENGERTIAN PEMELIHARAAN TANAMAN

Pemeliharaan tanaman secara umum mencakup segala kegiatan yang berkaitan dengan upaya menjaga kelangsungan hidup tanaman agar tetap hidup sehat dan memiliki produksi tinggi / yang diharapkan. 

Kegiatan pemeliharaan tanaman cabe :

1. PENYULAMAN
2. PENYIRAMAN
3. PEMASANGAN AJIR / TURUS
4. PENYIANGAN
5. PEREMPELAN TUNAS LIAR
6. PEMUPUKKAN SUSULAN / PENGECORAN
7. PENGENDALIAN HAMA / PENYAKIT

1. PENYULAMAN
Penyulaman adalah kegiatan penanaman kembali bagian-bagian yang kosong bekas tanaman yang mati/diduga akan mati atau rusak sehingga terpenuhi jumlah tanaman normal dalam satu kesatuan luas tertentu sesuai dengan jarak tanamnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
  • bibit/benih satu jenis dengan tanaman utama
  • Umur bibit/benihnya samaDilakukan maksimal 10 hari setelah tanam
  • Bibit/benihnya sehat dan normal
2.PENYIRAMAN
Penyiaraman pada umumnya dilakukan pada tanaman muda atau pada kondisi tertentu dimana tanaman membutuhkan air yang cukup seperti pada musim kemarau atau saluran irigasi yang tersendat. Beberapa cara teknik penyiraman :
  • Penyiraman dengan menggunakan emrat
  • Dengan cara dikocor
  • Dengan cara penggenangan / dilep
  • Dengan cara penyemprotan / pengkabutan
  • Dengan cara tetes menggunakan selang/paralon. Dll.


3. PEMASANGAN AJIR/TURUS
Pemasangan ajir sebaiknya dilakukan sesegera mungkin setelah tanam atau maksimal 20 hari setelah tanam. Jika terlalu tua ditakutkan terjadi kerusakan pada akar yang semakin memanjang. Tujuan dari pemasangan ajir antara lain :
  • Untuk menopang pohon agar kokoh
  • Mempermudah dalam pemeliharaan
  • Agar tidak mudah roboh yang bisa mengakibatkab kerusakan pada akar
Catatan: Panjang ajir disesuaikan dengan varietas/ jenis cabe yang ditanam. pada umumnya jenis cabe saat ini ada yang mencapai ketinggian hingga 2 meter lebih.


4. PENYIANGAN
Penyiangan merupakan suatu kegiatan mencabut gulma yang berada di antara sela-sela tanaman pertanian dan sekaligus menggemburkan tanah. Penyiangan adalah penghilangan rumput atau tanaman liar di sekitar tanaman yang sedang kita rawat.


5.  PENYIANGAN
Beberapa tujuan penyiangan antaralain: 
  • mencegah persaingan dalam penyerapan air
  • Mencegah persaingan pupuk/unsur hara
  • Mencegah timbulnya hama penyakit
  • Mempelancar sirkulasi udara dan sinar matahari
  • Menggemburkan tanah
  • Memperlancar ruang gerak tanaman
  • Mempermudah dalam pemeliharaan
  • Enak dipandang
Penyiangan bisa dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
  • Secara manual dengan tangan
  • Dengan kimia (herbisida)
  • Dengan menggunakan mulsa:
  • mulsa alami (Jermi, Ilalang dll)
  • Mulsa plastik

6.  PEREMPELAN
Perempelan adalah pemangkasan atau pembuangan tunas pada batang utama pohon cabe yang keberadaanya tidak diharapkan/dikehendaki.

Tujuan dari perempelan antara lain :
  • Merangsang pertumbuhan cabang pada batang utama yang menghasilkan bunga
  • Agar batang utama lebih besar dan kokoh
  • Agar menghasilkan buah yang banyak, besar dan seragam
  • Menghindari kelembapan yang berlebihan yang dapat memicu timbulnya hama dan penykit
  • Lebih mudah dalam pemeliharaan
Catatan : Perempelan sebaiknya dilakukan ketika tunas air masih kecil jangan sampai menunggu tumbu lebih besar karena akan terjadi luka pada batang yang lebih besar.




Pupuk N (Nitrogen)
  • Fungsi: pertumbuhan tanaman sepanjang musim
  • Jenis: tunggal (urea), majemuk (NPK,ZA).
Pupuk P (Fosfat)
  • Fungsi : diperlukan pada stadia awal pertumbuhan, perkembangan akar, anakan, dan mempercepat berbunga.
  • Jenis: tunggal (SP-36, TSP, P-alam), majemuk (NPK)
Pupuk K (Kalium)
  • Fungsi: memperkuat dinding sel tanaman, memperluas kanopi daun untuk fotosintesis, meningkatkan jumlah bunga & buah
  • Meningkatkan daya tahan terhadap penyakit
  • Jenis: tunggal (KCl, MOP), majemuk (NPK, KNO3).
Pupuk mikro
  • Fungsi : pembentuk klorofil, laju fotosintesis, bahan pembentuk enzim, berperan proses biokimia tanaman, fungsi akar. (Pupuk cair)
Pemupukan Sistem Kocor Sederhana
Pemupukkan dengan cara pengecoran dilakukan 10 hari 1 X , dengan dosis 200 ml pertanaman dengan komposisi sebagai berikut :
  • NPK Phonska 3 Kg
  • NPK Mutiara 1 Kg
  • ZA 1 Kg
  • Pupuk Organik 2 Ember (Kotoran domba 5 karung + EM$ 1 liter + gula/molase 0,25 Kg direndam dalam 1 drum selama 2 minggu)
Pada umur 40 hst dosis tersebut diatas ditambah KCL German 1 Kg /drum,menggantikan ZA.
Lakukan penyemprotan dan pengecoran CNG (Kalsium) 20 hari 1 kali. (pada umur 25,45,65,95 hst )

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT


PENGELOLAAN KESEHATAN TANAMAN CABAI
1). Kenali karakter/keadaan lahan dengan baik
2). kenali karakter tanaman dengan baik :
  • varietas
  • kebutuhan optimal tanaman untuk pertumbuhan
3). Diagnosis yang tepat tentang gangguan kesehatan :
  • gejala
  • penyebab dan sifat-sifatnya : dari mana sumbernya, cara hidup, bagaimana cara menular, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya.
  • Pengorganisasian yang baik di antara para penanam dalam hamparan berdekatan
  • DOA (di atas langit masih ada langit).

CONTOH-CONTOH PRAKTIS STRATEGI YANG AMAN DAN MURAH
  1. Rotasi dengan tanaman jagung untuk mengendalikan layu bakteri dan Fusarium
  2. Penggunaan mulsa jerami untuk menghindari Phytophthora (tapi Thrips perlu diwaspadai)
  3. Penggunaan sabun cair (yang lembut) 1.5 – 2 cc /liter untuk mengendalikan tungau, thrips, kutu daun, kutu kebul
  4. Penggunaan Pupuk ZA untuk menghindari Phytophthora meningkatkan kesehatan tanah dan kebugaran bibit
  5. Penggunaan kelambu di pesemaian untuk mencegah infeksi awal oleh virus
  6. Pupuk kandang yang matang dan cukup untuk mencegah Fusarium (kompos kulit singkong sangat potensial)

Terimakasih


HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN CABAI

PENGENALAN HAMA/ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN

OPT (Organisme Pengganggu Tanama) antaralain: 
  • Hama
  • Penyebab Penyakit (Phatogen). Gejala lain mirip penyakit:
  • Kekurangan/ Kelebihan Unsur Hara menyebabkan sakit
HAMA
Hama Tanaman adalah organisme yang mengganggu atau merusak tanaman sehingga pertumbuhan dan perkembangannya terganggu. Binatang yang merusak tersebut diantaranya dari golongan:
  • Insecta (Berkaki/Tungkai Tiga Pasang)
  • Acarina (Berkaki/Tungkai Empat Pasang)
  • Molusca ( Berumah Keras )
  • Nematoda (Perakara Tanaman)
PENYAKIT
Penyakit Tanaman adalah penyebab tanaman menjadi sakit. Tanaman dikatakan sakit jika ada perubahan seluruh atau sebagian organ-organ tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologisnya, atau sakit adalah penyimpangan dari keadaan normal

Penyebab sakit (Phatogen) ini bermacam-macam : Bakteri, Cendawan, Virus, kekurangan atau kelebihan air, kekurangan atau kelebihan unsur hara atau karena tanaman mendapatkan stress lingkungan misalnya suhu lingkungan yang terlalu panas atau terlalu dingin. Hama dan penyakit merupakan organisme parasit pada tanaman cabai atau tanaan lainnya.
HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN CABAI
1). Kutu Daun
  • Penyebab: Aphis gossypii, Myzus persicae
  • Sumber : tanaman solanaceae
  • Cara menyebar : angin, terbawa tangan pekerja
  • Faktor pemicu:
  • Cuaca kering, tidak banyak hujan dan panas

2). Kutu Putih
  • Penyebab: Pseudococcus sp.
  • Bulat Berwarna putih kehijauan
  • Menghisap cairan daun sehingga daun menjadi keriting
  • Selanjutnya menyebabkan gugur bunga. (Vektor embun jelaga)
  • Semut menyebarkan

3). Thrips
  • Penyeabab: Thrips palmi, Scirtothrips dorsalis 
  • Disebarkan oleh angin dan tangan pekerja
  • Sumber : tanaman solanaceae dan gulma
  • Banyak terjadi jika curah hujan sangat sedikit


4). Tungau
  • Penyebab: Polyphagus tarsonemus
  • Disebarkan oleh angin atau tangan pekerja
  • Sumber dari tanaman solanaceae
  • Banyak terjadi pada musim kering, area ternaungi, populasi meningkat jika terlalu banyak menggunakan pestisida atau pupuk daun yang mengandung belerang

5). Lalat Buah
  • Penyebab: Bactrocera dorsalis, B. cucurbitae, B. carambolae 
  • Sumber : buah terinfeksi, kepompong dalm tanah, tanaman ketimun, belimbing, tanaman cabai di sekitarnya
  • Cara menyebar: terbang aktif
  • Banyak terjadi pada peralihan musim
6). Layu Fusarium
  • Penyebab : cendawan Fusarium oxyporum 
  • Sumber : tanah dan sisa tanaman sakit
  • Cara menular : lewat tanah dan aliran air
Pemicu perkembangan penyakit :
  • lahan berpasir
  • pupuk N (ZA) terlalu tinggi
  • Kandungan unsur Mn dan Fe dalam tanah terlalu tinggi
  • Kurang pupuk kandang (matang)
  • Tanah kekurangan kalsium (Ca)
  • Jumlah nematoda tinggi
7). Layu Bakteri
  • Penyebab : bakteri Ralstonia solanacearum dan Pseudomonas solanacearum 
  • Sumber : tanah
  • Cara menular : tanah dan aliran air
  • Coklat susu dari batang yang direndam
Pemicu perkembangan penyakit:
  • lahan terlalu basah
  • tanah terlalu liat
  • pupuk N (urea) terlalu tinggi
  • populasi nematoda tinggi
  • sebelumnya lahan ditanami tembakau, terung, tomat, atau cabai

8). Rebah Semai/ Busuk Batang, Akar & Buah
  •  Penyebab : cendawan Phytophthora capsici 
  • Sumber : tanah, sisa tanaman sakit,
  • Cara menular : aliran air, percikan air, tanah terinfeksi
Pemicu perkembangan penyakit:
  • drainase jelek
  • pupuk N (Urea) terlalu tinggi
  • pupuk kandang tidak matang
  • banyak nematoda
  • sebelumnya lahan ditanam cabai atau ketimun






9). Busuk Daun
  • Penyebab Busuk Daun Pada Tanaman Cabai adalah: Phytoptora infestans 
  • Noda-noda hitam pada daun dan buah
  • Akhirnya menjadi kering, keras dan busuk.
  • Sanitasi tidak teratur
10). Antraknosa (Patek)
  • Penyebab Patek Pada Tanaman Cabai adalah : cendawan Colletotrichum
  • Sumber : benih dan sisa tanaman sakit
  • Cara menular : percikan air (termasuk penyemprotan pestisida), hujan angin, tangan pemetik buah
Pemicu perkembangan penyakit :
  • benih tidak sehat
  • kondisi tajuk terlalu lembab
  • pupuk N terlalu tinggi
  • tanah kekurangan Ca





11). Penyakit Sentik

  • Penyebab Sentik Pada Tanaman Cabai adalah: Choanephora cucurbitarum
  • Sumber : tanaman cabai sakit, ketimun, terong, kacang panjang, bertahan di dalam tanah
  • Cara menular : hujan angin, percikan air tanah
  • Pemicu perkembangan penyakit: Pupuk N berlebihan (kurang P dan K), hujan angin, sirkulasi udara yang tidak memadai, cuaca hangat dan lembab


12). Bercak Daun Cercospora
  • Penyebab : Cercospora capsici
  • Sumber : sisa tanaman sakit
  • Cara menular : angin
  • Faktor pemicu : hujan ringan yang terus menerus, tajuk yang terlalu rapat, serangan meningkat pada peralihan musim



13). Bercak Bakteri
  • Penyebab : Xanthomonas campestris pv. Vesicatoria (bakteri)
  • Sumber : sisa tanaman sakit, benih, tanaman tomat
  • Cara menular : hujan angin
  • Faktor pemicu : hujan dan suhu hangat, lapisan embun yang lama di permukaan daun

14). Virus Kuning
  • Penyebab : gemini virus
  • Sumber : gulma, tanaman sakit lainnya (cabai, tomat)
  • Cara menular : kutu kebul
Pemicu perkembangan penyakit :
  • tanaman mulai terserang sejak bibit
  • banyak terjadi di musim kemarau (pembibitan dan penanaman)
  •  populasi kutu kebul tinggi




 15). Mosaik Ketimun
  • Penyebab : virus mosaik ketimun
  • Sumber : tanaman lain sakit (cabai, ketimun, tomat, tembakau), gulma ?
  • Cara menular : kutu daun
  • Pemicu perkembangan : populasi kutu daun tinggi, persemaian sudah terserang, kurangnya sanitasi.


16). Chilli Veinal Mottle Virus (ChiVMV)
  •  Penyebab : ChiVMV
  • Sumber : tanaman lain sakit (cabai
  • Cara menular : kutu daun
Pemicu perkembangan :
  • populasi kutu daun tinggi
  •  persemaian sudah terserang
  • kurangnya sanitasi

17). Virus Kentang Y (PVY)
  • Sumber : Tanaman sakit lainnya (Cabai, kentang, tembakau)
  • Cara menular : kutu daun
  • Pemicu perkembangan penyakit : populasi kutu daun tinggi


Fase-fase kritis tanaman cabai terhadap beberapa ancaman hama dan penyakit



PENGELOLAAN KESEHATAN TANAMAN CABAI

a). Kenali karakter/keadaan lahan dengan baik
b). Kenali karakter tanaman dengan baik :
  • varietas
  • kebutuhan optimal tanaman untuk pertumbuhan
c). Diagnosis yang tepat tentang gangguan kesehatan :
  • gejala
  • penyebab dan sifat-sifatnya : dari mana sumbernya, cara hidup, bagaimana cara menular, dan faktor-faktoryang mempengaruhi perkembangannya.
d). Pengorganisasian yang baik di antara para penanam alam hamparan berdekatan
e). DOA (di atas langit masih ada langit)

 CONTOH-CONTOH PRAKTIS STRATEGI YANG AMAN DAN MURAH
  1. Rotasi dengan tanaman jagung untuk mengendalikan layu bakteri dan Fusarium
  2. Penggunaan mulsa jerami untuk menghindari Phytophthora (tapi Thrips perlu diwaspadai)
  3. Penggunaan sabun cair (yang lembut) 1.5 – 2 cc /liter untuk mengendalikan tungau, thrips, kutu daun, kutu kebul
  4. Penggunaan Pupuk ZA untuk menghindari Phytophthora
  5. Solarisasi tanah pesemaian untuk meningkatkan kesehatan tanah dan kebugaran bibit
  6. Penggunaan kelambu di pesemaian untuk mencegah infeksi awal oleh virus
  7. Pupuk kandang yang matang dan cukup untuk mencegah Fusarium (kompos kulit singkong sangat potensial)

BP3K Kabandungan
Sekian, semoga bermanfaat